Demo besar-besaran hari ini terjadi kembali di Jakarta. Alasannya masih sama seperti demo yang dilakukan beberapa waktu yang lalu yakni menuntut penghapusan angkutan berbasis online. Dalam hal ini yang menjadi TO (Target Operasi) nya adalah Uber dan Grab.
Demo hari ini di dominasi oleh taxi berwarna biru dan putih. Aksi sweepingpun dilakukan terhadap armada yang tidak ikut solidaritas demo. Salah satunya adalah seperti nampak pada pic diatas. 2 buah taxi berwarna biru (sepertinya taxi Blue Bird) dirusak oleh pengemudi taxi yang lain (dari bajunya ditengarai dari perusahaan taxi yang sama). Taxi tersebut atapnya penyok dan taxi yang satu lagi kacanya dipecahkan.
Kenapa saat demo seperti ini otaknya tidak dipakai ya? Unit armada yang dihancurkan adalah milik perusahaan yang memperkerjakan mereka. Tentu saja kalau rusak sedikit banyak perusahan akan mengeluarkan duit dan bla bla bla rentetannya panjang hingga akhirnya menyentuh level pengemudi juga. Yang rugi ujung-ujungnya siapa? Ya driver itu sendiri.
Perusahaan pun sepertinya menutup mata akan hal ini. Padahal kalau menurut saya, nama besar perusahaan mereka dipertaruhkan disini. Taxi yang katanya paling oke ternyata drivernya bisa beringas juga. Kalau ada yang bilang “ini urusan perut bung”. Lha yang taxinya dihancurkan dan tidak ikut demo juga pasti akan bilang “ini urusan perut saya bung”.
Intinya adalah seperti ini. Solidaritas itu perlu dan memang perlu. tapi lihat tempat dan situasinya. Anggap saja gini, solidaritas demo ga narik taxi otomatis tidak ada pemasukan. Apakah perusahaan mau perduli driver demo atau ga? Perusahaan pasti berpikir semuanya tentang setoran. Lalu kalau perut anak istri di rumah menjerit minta makan, apakah hanya dengan solidaritas anak istri bisa kenyang? Wake up.. bangun.. Di era yang serba berubah ini, adaptasi akan teknologi adalah keharusan. Memang armada “taxi online” salah karena tidak berijin, tidak KIR, dsb, tapi ingat mereka punya KUALITAS sehingga pelanggan datang. Kalau ingin “membangkrutkan” mereka ya lawan juga dengan kualitas layanan yang sempurna. Mosok perusahaan taxi yang armadanya puluhan ribu, punya nama dan gengsi kalah dengan armada yang cuma seribu ga nyampe dan baru lahir?
Ow ya sebagai penutup, ini jamannya adalah era digital. Pengen nutup aplikasi berbasis online? WTF.. harus belajar lagi kalau gini. Situs bokep dan porno saja yang katanya sudah di blok masih tumbuh subuh. Ingat dunia maya itu tidak terbatas ruang dan waktu. Hanya imajinasi yang bisa membatasi.
Semoga berguna..
- Baca juga artikel saya:
- Winglet dilarang? Menurut saya harusnya begitu..
- Reaksi Manor Racing terhadap fans F1 Indonesia
- Iannone: Saya belum mempush Desmosedici GP to the limit
- Download Live Timing Formula 1 gratis
- Helm baru Rossi seri MotoGP Qatar 2016
- Suzuki harus bisa memberikan value lebih di motor sport
- Lorenzo sangat yakin bisa mempertahankan gelar juara dunia di musim 2016
- Hasil Free Practice F1 Australian GP 2016
- Benelli Indonesia : hidup segan matipun tak sudi
- Modus SIM Keliling
- Beberapa line up Mercedes Benz yang kurang diterima di tanah air
- Beginilah penampakan mobil yang sudah di detailing plus coating
- Waterspot di area yang jarang dilihat
merusak tempat cari makannya sendiri..
pada ngga mikir panjang kemarin itu semuanya yang demo
http://imotorium.com/2016/03/23/ketemu-bus-rumah-sosis-saat-berkunjung-ke-pabrik-tahu-susu-lembang/
Betul bgt mas. Kmrn byk kawan2 yg pada delete aplikasi taxi blue bird