Tertarik membaca artikel yang di publish oleh mas zahry (bener ga namanya mas hehehe) disini Wow pabrikan sebesar suzuki (divisi roda empat) mesti tutup stop penjualan di amerika gara-gara produk yang diluncurkan kurang diminati masyarakat setempat. Apa hubungannya dengan suzuki indonesia divisi roda dua? Ada kemiripan menurut saya. Suzuki amerika divisi r4 ngeyel untuk membuat mobil ber-cc kecil. Sedangkan konsumen di amrik sono jauh lebih seneng dengan mobil bermesin bongsor dan powerfull. Nah disini ada miss target yang fatal menurut saya. Ntahlah mereka sudah melakukan survey atau belum, yang pasti kondisi faktualnya berkata demikian.
Nah balik ke suzuki indonesia r2. Terlihat banget kalau suzuki indonesia ngotot untuk masuk ke pasar gemuk matic. Dengan jargon paling irit (saat itu), suzuki nex menghantam pasar. Tapi fakta berbicara beda. Suzuki tidak bisa mengambil hati mayoritas konsumen matic indonesia. Mencoba juga berjuang mengambil ceruk pasar sport 250 dengan inazuma 250, tapi juga nanggung. Mosok jualan cuma 800 biji. Andai saja suzuki r2 indonesia mau bersusah dikit untuk buat survey ke masyarakat yang random, mungkin hasilnya akan beda. Pasar matic memang gemuk tapi hampir jenuh. Kalau tidak punya keunggulan spesifik mending ga usah nyemplung deh. Apalagi cuma pake jargon irit. Kenapa suzuki ga mencoba untuk ikutan bermain di pasar sport dengan SEPENUH HATI BUKAN IKUT-IKUTAN ATAUPUN TES PASAR. Hantam pasar sekalian dengan produk berkualitas. Hingga sekarang power fxr 150 belum bisa dikalahkan oleh cbr 150. Ini menunjukkan suzuki punya potensi besar untuk menarik hati masyarakat. Tapi sekarang balik ke goodwill dari para dewan direksi dan komisaris suzuki indonesia r2. Kalau mau berubah syukur. Kalau engga ya tinggal menunggu saja nasib kayak suzuki r4 amerika. Pilihan di tangan anda pak mau dibawa kemana suzuki indonesia r2!!!