Lagi-lagi ada kasus ngotot merasa benar. Kali ini bersumber dari laman media sosial, Ada seorang bapak-bapak yang merasa benar untuk melanggar arah karena tokonya dekat dari TKP, tidak ada rambu jadi boleh melanggar dan parahnya di dukung oleh oknum.
Hallo kawan.. Ketemu lagi.. Topik ini sudah lama ingin saya angkat tapi karena kelupaan terus makanya baru sempat saya tulis.
Tentunya kawan-kawan sudah sangat sering melihat atribut polisi dan TNI yang digunakan pada kendaraan sipil. Terakhir yang saya ingat adalah moge yang menggunakan motif motor polisi yang ditilang di jalur busway. Eh ternyata motor polisi gadungan.
Baca lebih lanjut
Belum lepas dari ingatan beberapa waktu lalu mengenai arogansi klub motor di jalan, kali ini di facebook ada lagi yang sharing arogansi klub motor. karena oknum beginilah, akhirnya klub motor dikonotasikan negatif oleh masyarakat luas dan menjadi antipati terhadap biker yang tergabung dalam sebuah klub motor.
Sebelumnya maaf atas judul artikel yang mungkin untuk beberapa teman-teman dianggap kasar. Tapi hanya kalimat tersebut yang bisa mewakili kekesalan saya atas oknum-oknum bikers yang hobi melanggar arah arus lalu lintas. Di Denpasar belakangan ini fenomena ini semakin marak. Dari yang cuma melanggar ‘hanya’ 5 meter hingga ‘hanya’ sepanjang jalan.
Berikut saya ambil copas berita dari kompas.com
Link aslinya klik disini
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pria yang mengaku anggota kepolisian menodongkan sepucuk senjata api kepada seorang tukang parkir bernama Muhammad Ibnu (25). Ulah oknum polisi yang mengaku bertugas di Bandara Soekarno-Hatta tersebut dipicu sang polisi menolak saat Ibnu menagih biaya parkir sebesar Rp 1.000.
Baca lebih lanjut
dk8000 