Polisi menegur pengendara yang pakai headset

Dari media sosial hari ini, Kepolisian Kota Denpasar mengadakan aksi simpatik turun ke jalan untuk menegur pengendara motor. Bukan asal pengendara tapi pengendara yang menggunakan headset di telinga mereka.

Hal ini tentu patut di apresiasi mengingat bahaya yang timbul dari penggunaan headset. Semoga kegiatan ini bisa terus dilakukan untuk keamanan dijalan bersama.

Polisi lagi main GTA pakai mobil beneran

Selamat siang kawan.. Hahahha pas lagi buka fb yang sudah berdebu eh nemu postingan video diatas. Kira-kira apa ya yang dipikirkan oleh driver mobil patroli tersebut? “Hei gue yang punya jalan. Lo semua minggir” atau “Awas bos gue mau lewat. Minggir kalau ga gue tabrak”??
Menurut saya sih tingkah driver mobil patroli polisi tersebut sudah kelewatan sekali. Bagaimana kalau misal jatuh korban tabrakan adu jangkrik? Apa mau mereka tanggung jawab.
KALAU SEPERTI INI GIMANA MASYARAKAT MAU RESPEK COBA..

Baca artikel saya yang lain disini:

https://dk8000.wordpress.com/2015/09/22/apakah-memang-seperti-ini-penampakannya/

https://dk8000.wordpress.com/2015/09/19/download-film-full-throtle-nya-andy-lau/

https://dk8000.wordpress.com/2015/09/11/tentang-warna-matte-alias-doff/

Motivasi di balik penggunaan atribut polisi ataupun militer

54567aa7-2af0-492b-b172-f518b66624cc_169

Hallo kawan.. Ketemu lagi.. Topik ini sudah lama ingin saya angkat tapi karena kelupaan terus makanya baru sempat saya tulis.
Tentunya kawan-kawan sudah sangat sering melihat atribut polisi dan TNI yang digunakan pada kendaraan sipil. Terakhir yang saya ingat adalah moge yang menggunakan motif motor polisi yang ditilang di jalur busway. Eh ternyata motor polisi gadungan.
Baca lebih lanjut

Renungan: apakah hanya karena ada polisi baru kita taat akan aturan lalu lintas?

image

Coba perhatikan pic diatas teman-teman. Kalau teman-teman jeli, teman-teman akan melihat ada 3 rambu forbidden alias dilarang masuk alias celengan alias forboden yakni paling atas, tengah dan bawah. Tapi apakah cukup untuk menghentikan para pemakai jalan untuk tidak melanggarnya? Jawabnya jelas tidak!

image

Pic diatas tidaklah sama dengan pic paling atas. Tapi kejadiannya di tempat yang sama. Yang saya lingkari adalah lambang forbidden nya. Kalau teman-teman yang pernah ke denpasar atau diam di denpasar pasti tahu jalan spot ini. Ini adalah perempatan jalan tukad yeh aya dan tukad batanghari. Posisi nya di daerah renon. Dahulu jalan ini dibuat 2 arah. Tapi karena seringnya macet di sekitaran sini maka dirubahlah skema jalannya menjadi 1 arah. Sosialisasi sudah dilakukan. Tapi pelanggaran terus terjadi. Pelanggaran ini ga cuma 1 atau 2 motor lho. Sekali melanggar ada 5 motor. Bahkan lebih geblek lagi mobil ada yang ikutan melanggar. Kalau ga salah 3 hari yang lalu, jalan ini dijaga oleh petugas DLLAJ. Tapi mungki karena masyarakat sudah tahu bahwa DLLAJ tidak boleh menilang, oknum masyarakat tetap aja mencoba dan akhirnya diberikan himbauan oleh petugas untuk berbalik arah. Renungannya adalah apakah mesti harus ditilang dahulu baru sadar. Atau mesti ada yang celaka dulu baru sadar. Semoga saja tidak. Saya mengerti tujuan para oknum masyarakat ini melanggar agar jarak tempuh lebih pendek. Tapi aturan sudah dibuat dan mesti dipatuhi. Semua maunya tertib dan lancar. Tapi bagaimana bisa tertib dan lancar kalau hal sekecil ini saja dilanggar. Saya akui juga saya bukanlah orang bersih tidak pernah melanggar. Tapi melalui tulisan ini saya berusaha membuat komitmen agar mengurangi ketidakpatuhan saya di jalan raya. Jika suatu saat ada yang melihat saya melanggar rambu lalu lintas, silakan di tegur. Kalau sempat difoto silakan difoto. No hard feeling. Mungkin renungan mengubah dunia bisa sedikit menjadi inspirasi teman-teman semua.

Polisi arogan atau tukang parkirnya yang ngawur?

Berikut saya ambil copas berita dari kompas.com
Link aslinya klik disini

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pria yang mengaku anggota kepolisian menodongkan sepucuk senjata api kepada seorang tukang parkir bernama Muhammad Ibnu (25). Ulah oknum polisi yang mengaku bertugas di Bandara Soekarno-Hatta tersebut dipicu sang polisi menolak saat Ibnu menagih biaya parkir sebesar Rp 1.000.
Baca lebih lanjut

Hanya 200km??

image

Dapat main ke blog nya mas benny disini mengenai kebijakan polisi yang akan membatasi jarak tempuh pemudik dengan menggunakan motor mentok di 200km. Pribadi saya tidak setuju dengan aturan itu. Tujuannya memang bagus untuk menekan angka kecelakaan yang terjadi. Tapi itu bukanlah sumber masalahnya. Ketiadaan angkutan massal yang bisa memfasilitasi para pemudik untuk pulang kampung adalah masalah utamanya.
Baca lebih lanjut